Kamis, 23 Maret 2017

Tujuh Tahun Beroperasi, Bukalapak Baru Berkembang Pesat dalam Dua Tahun Terakhir


10COMMENTS
Bukalapak Co Founder dengan Rudiantara | Foto
Tanggal 10 Januari merupakan saat yang spesial bagi marketplace asal tanah air, Bukalapak. Di tanggal tersebut, startup itu resmi berdiri atas prakarsa Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid. Awalnya, Bukalapak berdiri di sebuah rumah kos di kota Bandung, Jawa Barat.

Dari hanya tiga orang di tahun 2010, Bukalapak kini telah berkembang menjadi perusahaan yang cukup besar dengan jumlah karyawan yang mencapai lima ratus orang. Pada tahun 2016 kemarin, total transaksi jual beli yang berlangsung di platform mereka bahkan bisa mencapai Rp10 triliun.
“Setiap harinya, transaksi yang terjadi bisa mencapai Rp50 miliar, naik dari angka Rp7 miliar di tahun 2015. Pada periode khusus seperti saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), kami bahkan bisa memfasilitasi transaksi sebesar Rp350 miliar dalam waktu tiga hari,” tutur Achmad Zaky, CEO Bukalapak, dalam acara ulang tahun ketujuh mereka yang berlangsung tanggal 10 Januari 2017 kemarin.

Perkembangan yang pesat sejak tahun 2015

Bukalapak Ulang Tahun | Foto
Uniknya, perkembangan pesat Bukalapak sebenarnya tidak terjadi hingga tahun 2015. Hal ini bisa terlihat dari beberapa grafik yang mereka tampilkan dalam acara ulang tahun mereka. Sebelum tahun 2015, perkembangan mereka cenderung stagnan.
Dalam hal jumlah penjual misalnya, yang hanya berjumlah 100 ribu orang di tahun 2014. Jumlah tersebut langsung naik ke angka 400 ribu orang di tahun 2015, dan mencapai 1,3 juta orang pada akhir 2016.
Bukalapak Grafik 1
Grafik pertumbuhan jumlah pengguna di Bukalapak
Bukalapak Grafik 2
Pertumbuhan jumlah penjual (kiri), dan jumlah produk yang dijual di Bukalapak (kanan)
Fenomena yang sama pun bisa terlihat dalam grafik yang menunjukkan perkembangan jumlah produk, pendapatan kotor, hingga jumlah pengguna terdaftar yang saat ini telah mencapai 11,2 juta pengguna.
Sebagai informasi, tahun 2015 merupakan tahun di mana Bukalapak mendapat investasi Seri B dari perusahaan media tanah air, Emtek. Di tahun tersebut mereka pun telah berhasil meluncurkan aplikasi mobile mereka, baik untuk pengguna Android maupun iOS.
Dan secara kebetulan, di tahun yang sama, masyarakat Indonesia pun mulai digandrungi dengan kegemaran terhadap produk batu akik yang juga ramai dijual di Bukalapak.

Selangkah lagi menuju profitabilitas

Bukalapak Harbolnas | Screenshot
Selama tujuh tahun beroperasi, Bukalapak mengakui kalau mereka belum mendapat predikat untung. Namun bila melihat pendapatan bersih mereka yang tumbuh tujuh kali lipat dibanding tahun lalu, Achmad Zaky yakin kalau tak lama lagi mereka akan mampu mendapat keuntungan.
Untuk memastikan hal tersebut, Bukalapak pun terus fokus mendorong penggunaan fitur berbayar mereka, mulai dari Push, Promoted Push, Premium Account. Selain itu, mereka juga meluncurkan berbagai fitur baru seperti layanan pemberian modal BukaModal, layanan investasi BukaReksa, hingga layanan promosi di Google dan Facebook yang bernama BukaIklan.
“Untuk layanan BukaModal, saat ini telah ada ribuan pelapak yang memanfaatkannya. Antusiasme yang sama pun terlihat dari fitur BukaReksa yang telah mendapat tiga ribu pendaftar meski baru diluncurkan beberapa hari yang lalu,” ujar Willix Halim, COO Bukalapak.
(Diedit oleh Septa Mellina)

ABOUT ADITYA

Suka menulis perkembangan dunia startup dan teknologi. Pecinta buku biografi dan science fiction. Bisa diajak ngobrol lewat email aditya@techinasia.com atau Twitter @adheet_ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar